Luwu Timur, Chaneltimur.com – Di bawah langit malam Andi Nyiwi Park, sorot lampu panggung menyapu dua siluet anggun yang melangkah penuh percaya diri. Gaun-gaun itu berkilau, bukan karena permata atau sutra, melainkan oleh kisah yang mereka bawa: kisah tentang limbah yang menjelma mahakarya, tentang tangan-tangan terampil yang merajut harapan, dan tentang cinta pada bumi yang diwujudkan lewat karya.
Pada perayaan hari jadi ke-22 Kabupaten Luwu Timur, Jumat (9/5/2025), Tim Penggerak PKK Kecamatan Tomoni Timur bersama siswa-siswi SMAN 10 Luwu Timur memamerkan dua gaun daur ulang yang tak hanya memukau mata, tetapi juga menyentuh hati.
Gaun pertama, dikenakan Ketua TP PKK Desa Manunggal, adalah perwujudan keajaiban dari barang-barang yang biasa terabaikan: botol plastik bekas, kalender usang, hingga potongan kardus yang nyaris dilupakan. Di tangan kreatif, semua itu bersatu menjadi busana penuh estetika.
Setiap elemen gaun seolah berbisik tentang kemungkinan baru bahwa apa yang dianggap sampah bisa bersinar, jika disentuh dengan imajinasi dan kepedulian. Gaun itu bukan sekadar busana, melainkan manifestasi dari perubahan dan optimisme.
Sementara itu, gaun kedua yang membalut Ketua TP PKK Desa Purwosari tampil bagai puisi visual. Koran bekas dan kertas disulap menjadi kipas dan lingkaran, melambangkan pengetahuan yang terus berputar dan menyebar, seperti roda peradaban yang tak pernah berhenti. Spiral botol plastik berwarna biru dan jingga menghiasi gaun, menggambarkan aliran energi dan kehidupan. Sayap gaun, dihiasi potongan koran dan miniatur rumah ibadah, menjadi simbol persatuan dalam keberagaman—sebuah doa yang menjelma kain, untuk harmoni dan kemajuan bersama.
Kedua gaun ini lahir dari kolaborasi antara Tim Penggerak PKK Tomoni Timur dan siswa-siswi SMAN 10, dalam sebuah proyek yang memadukan seni, edukasi, dan kepedulian lingkungan. “Saya takjub melihat potensi seni anak-anak SMAN 10. Mereka mampu menciptakan maha karya yang bukan hanya indah, tetapi juga spektakuler, hanya dari sampah,” ungkap drg. Elizabeth Murniati, Sp.KG, Ketua TP PKK Kecamatan Tomoni Timur, penuh bangga.
Menurut Elizabeth, karya ini selaras dengan salah satu dari 10 Program Pokok PKK, yaitu pelestarian lingkungan hidup. “Dengan mendaur ulang limbah plastik, kami tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menjaga bumi tetap lestari,” tambahnya.
Gaun-gaun itu pun melangkah di panggung lomba fashion show bukan sekadar untuk memamerkan bentuk, tetapi untuk menyuarakan pesan: bahwa cinta pada bumi bisa diwujudkan dalam bentuk paling indah, bahwa kolaborasi mampu melahirkan harapan. Seperti spiral biru-jingga yang menghias busana malam itu, semangat dari Tomoni Timur akan terus mengalir—menginspirasi, menggerakkan, dan menyuburkan benih kebaikan di mana pun ia bermuara. Red