Warga Desa Minanga Selamatkan Nyawa “Ibu Hamil” Ditandu Sejauh 3 Km Dengan Peralatan Seadanya

oleh -79 membaca
oleh

Luwu Utara, Chaneltimur.com

Pasien atas nama Mariati / Ma’dinal, yang mau melahirkan, terpaksa harus menahan sakitnya, dikarenakan dia Harus di Tandu mendaki gunung sejauh 3 Km, Menuju kejalan yang dijangkau kendaraan roda 4 menuju ke Rumah Sakit Hikmah Masamba Luwu Utara, Senin,12-12-2023.

Mariati, Ibu Hamil di tandu Sejauh 3 Km di karenakan Bidan Poskesdes tidak mampu lagi untuk menangani persalinannya yang sangat sulit, terpaksa Mariati Ibu Hamil Harus dirujuk kerumah Sakit Hikmah Masamba dan
Warga terpaksa di tandu 3 km secara mendaki dengan akses jalan yang tidak bisa dilalui kendaraan Roda 4  sedangkan untuk roda 2 pun juga susah.

Awak Media lakukan konfirmasi ke salah satu warga terkait hal ini, mengatakan benar kalau pasien ibu hamil tersebut ditandu untuk mendapatkan pertolongan.

“Mengatakan itu benar Pak bahwa, Mariati Ibu hamil ditandu sejauh 3 km, untuk dirujuk ke rumah sakit akibat mau melahirkan, dia sangat menderita karena akses jalannya jelek dan jalan setapak”.

Lanjut, kata warga’ Apalagi setelah di tandu kejalan aspal, jangkauan mobil ke rumah sakit masih menempuh jarak  perjalanan kurang lebih 40 km, untuk sampai kerumah sakit Hikmah Masamba, ini sangat memprihatinkan, kata warga.

Ini adalah cara yang sering di lakukan masyarakat Desa Minanga, Kecamatan Rongkong yang sudah sering kali terjadi merupakan fakta dan keadaan satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa ibu Hamil dan calon bayinya.

Bidan desa, (Sutra) sudah berusaha semaksimal mungkin dengan menggunakan fasilitas seadanya, alat persalinan yang tidak memungkinkan, terpaksa Mariati Ibu Hamil harus dirujuk ke Rumah Sakit dibantu oleh warga untuk ditandu sejauh 3 km. inilah fakta yang sering dialami warga Desa Minanga, tuturnya.

Aksi Warga atas kejadian tersebut bersama Bidan ini pun, selalu viral di media sosial,
Iya selalu melakukan pertolongan pada Pasiennya dengan alat Medis seadanya, yakni menggunakan sarung dan kayu, untuk ditandu melalui jalan setapak naik dan turun gunung.

Pasangan suami istri, Yestafila dan Isen, diketahui akan melahirkan anak keduanya, namun karena proses persalinan yang sulit, ditambah terbatasnya peralatan medis oleh bidan desa setempat, membuat dia harus di rujuk ke rumah sakit untuk mendapat pelayanan maksimal.

Harapan kami kepada Pemerintah dan saya salah satu yang mewakili warga asal desa minanga, mengatakan, akses menuju desa minanga dari poros trans sulawesi berjarak 40 km/ sementara akses jalan menuju desa Minanga belum ada, hanya jalan setapak untuk roda dua dan pejalan kaki, agar akses menuju wilayah desa kami dijadikan sebagai perhatian khusus.

Kami mengaku, bahwa selama ini, pemerintah belum memberikan perhatian penuh pada sebagian wilayah terpencil seperti Desa Minanga, infrastrukturnya tidak memadai sehingga menyulitkan masyarakat setempat mendapatkan pelayanan maksimal.

Seperti yang terjadi pada ibu hamil sekarang ini, yang harus ditandu dan rujuk ke RS karena akses jalan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

“Sebagai warga masyarakat yang memang berasal dari Desa Minanga, mengharapkan kepada pemerintah Daerah, Provinsi dan Pusat agar memberi perhatian Khusus untuk Desa Minanga wilayah terpencil, seperti infrastruktur dan pelayanan dasar masyarakat, salah satunya layanan kesehatan.” tegas warga.
Lap Mikson.