Perang dagang, RI Jangan Kalah, Tegakan Ekonomi Berdaulat

oleh -25 membaca
oleh

Chaneltimur.com – Indonesia, Bulits Trus. Nizar Fachry Adam, Indonesia sedang menyiapkan Skema Dagang Asia, paska Kenaikan BBM, ujarnya Senin 12 September 2022.

Yang saya Katakan Jurus Jitu, untuk mendorong Pasar kita untuk lebih cerdas dan Konsuntif dalam mengkonsumsi Produk dalam negeri,

Indonesia, merupakan subjek pasar industri Otomotif, elektronik dan lainya, kebanyakan Indonesia menjadi target Impor Produk luar yakni, prodak Dari negara Tetangga Yakni Jepang, Korea dan Tailand, dimana Total nilai perdagangan antara Indonesia dan Jepang di tahun 2021, mencapai US$ 32,5 miliar, meningkat 36% dari tahun 2020 yang sebesar US$ 23.8

penjualan mobil merek Jepang di Indonesia pada tahun lalu besarnya 98 persen menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO).

Dari 38 merek yang menjadi anggota Gaikindo, 15 di antaranya berasal dari Jepang. Kelompok Jepang memang jumlahnya terbesar di antara merek lain asal Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, India, dan China.

Pada 2017, Indonesia menjual 1.079.534 unit mobil sedangkan total seluruh merek Jepang membukukan penjualan 1.060.236 unit. Lebih tepatnya, merek Jepang menguasai 98,21 persen pasar mobil di Indonesia pada 2017.

Kompas mencatat, kontributor terbesar merek Jepang tentu saja sudah kita kenal semua, yaitu Toyota (34 persen), Honda (17 persen), Daihatsu (17 persen), Suzuki (10 persen), dan Mitsubishi (7 persen).

Kurang dari 2 persen pasar Indonesia diperebutkan merek asal negara lain. Pembagiannya, Jerman (0,5 persen), China (0,5 persen), Amerika Serikat (0,34 persen), Korea Selatan (0,2 persen), dan India (0,1 persen). (*)

Daftar penjualan mobil berdasarkan asal merek:

Jepang 1.060.236 unit (98,21 persen)
China 5.418 unit (0,5 persen)
Jerman 5.417 unit (0,5 persen)
Amerika Serikat 3.617 unit (0,34 persen)
Korea Selatan 2.108 unit (0,2 persen)
Swedia 1.116 unit (0,1 persen)
India 1.065 unit (0,1 persen)
Prancis 545 unit (0,05 persen)
Total penjualan Indonesia: 1.079.534 unit

Bayangkan, pemerintah hari ini telah Mendorong Dan Mensoprt Industri dalam negeri, Industri Tesla, Industri BUMN ESMKA kita sendiri,

Pemerintah mensingkrongkan Kebijakan Yang ada kenaikan BBM mendorong pengunaan kendaraan listrik atau pengunaan batrai untuk menyokong hirilisasi industri Smelter kita.

Kedua: pemerintah mendorong Pembangunan Ekonomi Hijau dengan Menekan Angka Pengunaan Kendaraan yang memicu Global Worning (Pemanasan Global)

Ketiga : pemerintah telah menekan Improt pengunaan produk Luar Negeri, akibat permintaan pasar industri luar negeri sehingga dari sisi monerer kita juga bisa menekan permintaan mata uang asing terhadap rupiah. Akibat import yg cukup besar.

Ke Empat :
Kebijakan Ini, saya anggap memberikan tekanan terhadap produk Jepang dan Korea terhadap Kontribusi Pembagunan dalam negeri, selama 30 tahun kami mengunakan produk otomotif Jepang sehingga cukup menguatkan industri mereka namun Feet back untuk mendorong industri dalam negeri tidak ada, saya anggap nihil kontribusi,

Untuk apa lagi, kita berikan kesempatan dan peluang jika , Mematikan Industri dan BUMN dalam negeri, saatnya industri dalam negeri Di bangkitkan tutupnya”

Kahar