Musyawarah Antar Desa Bumdesma Amanah Tomoni Timur, Ikhtiar Ekonomi Desa Terus Dijaga

oleh -10 membaca
oleh

Luwu Timur, Chaneltimur.com Rabu(30 April 2025), aula Kantor Camat Tomoni Timur dipenuhi wajah-wajah serius tapi santai. Para kepala desa, sekretaris desa, anggota BPD, hingga pengurus dan penasehat Bumdesma Amanah duduk melingkar di meja rapat, menyimak selembar demi selembar laporan keuangan. Hari itu, mereka tidak sekadar hadir untuk menggugurkan kewajiban. Ada tanggung jawab kolektif yang dipertaruhkan: menjaga amanah pengelolaan dana desa tetap transparan dan berdaya guna.

Musyawarah Antar Desa sekaligus laporan Rapat pertanggungjawaban tahunan Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Amanah Tomoni Timur bukan seremoni biasa. Ia menjadi cermin tentang bagaimana lembaga ini dikelola, ke mana uang desa digerakkan, dan sejauh mana kepercayaan bisa terus dijaga. Camat Tomoni Timur, Yulius, yang membuka langsung kegiatan tersebut, menyebut forum itu sebagai bukti bahwa lembaga ini masih berjalan di jalur yang sehat.

“Terlepas dari kekurangannya, Bumdesma Amanah terus berusaha menjaga profesionalitas. Ini lembaga yang tumbuh karena kepercayaan. Mari kita dukung agar tetap amanah, dan dari situ ekonomi masyarakat desa pun bisa ikut tumbuh,” ujar Camat

Dalam rapat itu pula dibahas soal dana penyertaan modal desa sebesar Rp10 juta per desa yang dititipkan kepada Bumdesma untuk dikelola. Dana itu diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi desa. Namun Yulius mengingatkan agar pengurus terbuka dalam menyampaikan tantangan yang dihadapi serta rencana pengembangan ke depan.

Direktur Bumdesma Amanah Tomoni Timur ,Yohanis Duma, memaparkan laporan keuangan tahun 2024 dengan nada tenang tapi pasti. Jumlah penerimaan selama tahun berjalan tercatat Rp1.983.007.667. Sumbernya beragam: saldo tutup buku tahun 2023 sebesar Rp325.986.331, pengembangan dana SPP Rp1.872.070.000, pembayaran JPH Rp17.290.000, dana kelembagaan dari BKAD Rp13.480.000, modal desa Rp80 juta, serta bunga rekening bank sebesar Rp167.667.

Sementara pengeluaran mencapai Rp1.918.628.000. Dana itu dialirkan untuk biaya operasional UPK sebesar Rp142.528.000, pos lain-lain Rp25.360.000, perguliran SPP senilai Rp1.729.000.000, operasional BKAD Rp3.900.000, serta pembayaran JPH kepada kelompok. Sisanya, tersisa di rekening bank sebesar Rp390.365.998.

Yohanis menyampaikan harapannya agar dukungan desa terus mengalir. “Kami tahu kami belum sempurna. Tapi sebagai pengelola, kami berkomitmen menjaga amanah ini sesuai nama lembaga,” ujarnya.

Salah satu agenda penting dalam rapat itu adalah pembahasan draf Standar Operasional Prosedur (SOP) perguliran dana penyertaan modal. Draf ini mengatur detail teknis peminjaman oleh perseorangan: dari syarat administratif, skema bunga, hingga denda jika terjadi tunggakan. SOP ini ditargetkan berlaku dalam waktu dekat, mengingat tahun 2025 sudah memasuki bulan kelima.

Bagi desa-desa di Tomoni Timur, SOP ini bukan sekadar aturan. Ia menjadi pagar yang mengatur aliran uang agar tak keluar jalur, agar dana desa yang dipercayakan pada Bumdesma bisa kembali dalam bentuk manfaat yang nyata: ekonomi yang berputar, warga yang berdaya, dan desa yang lebih mandiri.

Di akhir forum, tak ada tepuk tangan panjang atau pidato berapi-api. Hanya satu pesan yang menggema: bahwa amanah adalah pekerjaan panjang yang tak pernah selesai dalam satu rapat. Seperti kata ekonom peraih Nobel, Muhammad Yunus, yang dikenal dengan konsep Grameen Bank-nya:

“Semua manusia diciptakan sebagai pengusaha. Hanya saja, sistem membuat kita lupa bahwa kita punya kemampuan untuk mandiri.”

Bumdesma Amanah mungkin bukan lembaga besar. Tapi di balik angka-angka laporan keuangannya, ia menyimpan harapan agar desa tidak hanya menjadi objek pembangunan, melainkan juga pelaku utama dalam roda ekonomi yang digerakkan oleh kepercayaan dan semangat kolektif. Red