Bulukumba, Chaneltimur.com – Sejak dilantik awal September yang lalu Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin “tancap gas”. Ada 8 (delapan) program prioritas yang fokus akan dilakukan selama menjabat, diantaranya program ketahanan pangan.
Sama halnya dengan Bupati Bulukumba, program ketahanan pangan ini juga menjadi fokus Andi Muchtar Ali Yusuf sejak dilantik jadi Bupati Bulukumba pada Februari 2021 silam.
Andi Utta sapaan akrab Bupati mengatakan sejak awal pemerintahannya, pihaknya sudah fokus pada program ketahanan pangan yang merupakan program unggulannya, baik itu program bibit unggul maupun program rumpon di laut.
Gerakan menanam di lahan kosong atau pekarangan rumah dan lahan sekolah juga terus digalakkan, baik itu tanaman jangka pendek, menengah maupun tanaman jangka panjang.
Dua tahun terakhir program bibit unggul gencar dilaksanakan dengan membagikan bibit unggul kepada masyarakat. Puluhan ribu bibit unggul telah dibagikan yang anggarannya berasal dari APBD, dana desa maupun dari dana Coorporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan. Begitu pula program rumpon juga telah dianggarkan di APBD setiap tahunnya.
Andi Utta mengaku semakin termotivasi oleh karena Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin saat ini menjadikan ketahanan dan kedaulatan pangan menjadi salah satu dari delapan program prioritas Pemerintah Provinsi.
Sama dengan harapan Pj Gubernur, Andi Utta berharap ada sinergi kabupaten kota di Sulawesi Selatan dalam mendukung program ketahanan pangan ini.
“Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, tentu program ketahanan pangan ini juga menjadi penopang dalam menekan laju inflasi,” kata Andi Utta, Jumat 20 Oktober 2023.
Untuk menekan laju inflasi, pihaknya juga tambah Andi Utta secara berkala melakukan operasi pasar dan Gerakan Pangan Murah.
“Alhamdulillah Bulukumba masih terus berada pada posisi 10 besar inflasi terendah di Indonesia. Bahkan akhir tahun lalu berada di posisi kedua,” imbuhnya.
Untuk diketahui, saat ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan di bawah nahkoda Pj Gubernur Bahtiar Baharuddin tengah mempersiapkan dan mendorong program ketahanan pangan.
Dua gebrakan kebijakan yang dilakukan untuk mengatasi kemiskinan, inflasi, dan memperkuat ketahanan pangan, yaitu Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal.
Sebelumnya Bahtiar menjelaskan, Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal, menjadi dua solusi sederhana dan cepat untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mengatasi kemiskinan, mengendalikan inflasi, memperkuat ketahanan pangan, dan mewujudkan kedaulatan pangan.
“Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel,” kata Bahtiar.
Jika di Sulsel berhasil dikembangkan budidaya pisang hingga 500 ribu hektar, kata Bahtiar, maka Sulsel bisa mengalahkan Davao, Philipina, yang hanya memiliki 450 ribu hektar tanaman pisang.
“Sulsel bahkan punya potensi dua juta hektare lahan tidak produktif yang bisa ditanami. Satu tahun ke depan, hingga 2024 mendatang, minimal kita budidaya pisang di 100 ribu hektar lahan,” ungkapnya.
Terkait pengembangan rumpon secara massal, lanjut Bahtiar, ditargetkan 500 ribu unit rumpon terbangun di perairan Selat Makassar dan Teluk Bone. Satu tahun ke depan, ditargetkan terpasang minimal 100 ribu unit rumpon.
“Dengan program tersebut, Sulsel akan menjadi produsen ikan laut terbesar mengalahkan Thailand,” terangnya.
Ia menambahkan, pihak swasta, perbankan, KUR, dan Dana Desa bisa diarahkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan rumpon secara massal. Sebagai gambaran, rumpon laut dalam seharga Rp35 jutaan, dan rumpon laut dangkal Rp10 jutaan per unit.
“Rumpon atau rumah ikan akan menumbuhkan plankton secara alamiah. Jika ada plankton yang banyak, maka akan berkembang ikan-ikan kecil. Jika ikan-ikan kecil banyak, maka otomatis ikan-ikan besar akan datang dalam jumlah banyak,” kata Bahtiar. (*)