LUWU TIMUR,Chaneltimur.com – Memang selalu ada sisi negatif dan positif akan pendirian sebuah tower pemancar jaringan telekomunikasi atau yang biasa disebut dengan BTS di suatu daerah.
Sisi positifnya adalah jaringan telekomunikasi yang menjadi milik operator seluler yang bersangkutan untuk daerah tersebut menjadi sangat lancar, namun sisi negatifnya, seperti yang dialami oleh warga di Desa Lambarese, Kec. Burau Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan ini malah dianggap meresahkan warga, karena keberadaan tower tepat di tengah pemukiman hingga kerap menimbulkan kerusan barang elektronik milik warga setempat.
Menurut informasi yang diperoleh dari warga setempat Kamis (23/09/21) bahwa ada puluhan barang elektronik milik warga yang mengalami kerusakan dilaporkan sejak bulan April silam hingga saat ini belum juga diganti pihak Telokomsel.
Berbagai macam barang elektronik yang rusak menurut warga, sudah sering kali terjadi akibat imbas dari Tower milik Telkomsel yang belakangan diketahui dikelola Telkominfra ini.
Anjeli (21) salah satu warga setempat mengatakan, “kalau sampai seminggu pihak Telkomsel belum ada itikad baik, terpaksa kami harus menyegel tower milik PT Telkomsel karena sampai sekarang, perusahaan telekomunikasi tersebut belum mengganti peralatan elektronik milik warga yang rusak akibat berdirinya BTS tersebut di tengah pemukiman kami,” tututnya Kamis (23/09)21).
Penuturan Anjeli ikut dipertegas Amir dan Rini “Kami terpaksa menyegel tower tersebut kalau janji ganti sejumlah alat elektronik kami seperti televisi dan alat rumah tangga lain rusak disambar petir,” kata Amir, salah seorang warga setempat.
Ia mengatakan, mestinya keberadaan tower itu akan menguntungkan masyarakat bila syarat dan secara teknis sudah dilakukan pengelola dengan baik, namun saat ini pengelola belum menunjukkan niat baik yaitu menyelesaikan ganti peralatan milik masyarakat setempat.
Selain itu para pelanggan Telkomsel wilayah itu juga mengeluh karena keberadaan tower dianggap membahayakan keselamatan warga yang sewaktu – waktu dikhawatirkan dapat roboh, selain barang-barang elektronik milik warga rusak seperti akibat dampak tersambar petir.
Dampak lainnya seperti lampu listrik rumah tangga warga setempat banyak putus karena tegangan listrik tidak stabil karena tower tersebut mengambil arus listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diduga tergabung pada interkoneksi wilayah itu.
Rizal, salah satu Manajemen pengelola Tower Telkomsel setempat saat dihubungi Via akun WhatsApp pribadinya memilih bungkam walau disampaikan bahwa masyarakat sudah geram menunggu realisasi pergantian barang yang menjadi tanggung jawabnya namun tak pernah ditanggapinya hingga berita tayang.
“Kami akan bersama warga memblokade akses masuk, mematikan jaringan listrik serta mendesak Pemerintah mengevaluasi kembali keberadaan Tower ini bila mengingkari tanggung jawabnya,” tutup Anjeli. (*)