Akibat Normalisasi Daerah Aliran Sungai, Mengakibatkan Terkikisnya Pondasi Jembatan Salomatao

oleh -189 membaca
oleh

Chaneltimur.Com, Luwu Timur – Normalisasi saluran sungai yang dilakukan oleh pihak perusahaan PTPN LUWU II Afdeling Tarengge pada Daerah Aliran Sungai (DAS), mengakibatkan kondisi pandasi jembatan sungai Salomatao, terkikis oleh derasnya aliran sungai saat hujan deras, beberapa hari yang lalu, di desa Tarengge, Kecamatan Wotu, kabupaten Luwu timur.

Dari pengamatan awak media di lokasi, pada jembatan beton yang dibangun tahun lalu 2022 dengan jumlah anggaran Rp.245.686.900,- dengan panjang kali lebar 6X4,5 tersebut, terlihat kondisi pondasi jembatan terkikis derasnya aliran sungai beberapa hari lalu saat hujan deras, Jika dibiarkan maka kondisi jembatan akan memprihatinkan sehingga terjadi keretakan pada pondasi jembatan tersebut.

Selain itu, sepanjang Daerah Aliran Sungai(DAS) Salomatao, tersebut telah di lakukan Normalisasi oleh pihak Perusahaan PTPN LUWU II  Afdeling Tarengge, mengakibatkan volume air yang besar saat musim penghujan dan langsung menghantam Proteksi dan Pondasi jembatan.

Kepala dusun Segitiga Mas, saat dikonfirmasi oleh awak media, menuturkan bahwa, sebelum Daerah Aliran Sungai (DAS), di Normalisasi, seringkali hujan deras namun tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan, Namun setelah pihak Perusahaan PTPN melakukan Normalisasi, mengakibatkan kondisi pondasi jembatan sungai Salomatao, terkikis oleh derasnya aliran sungai saat hujan deras, beberapa hari yang lalu.

“Sebelumnya saat hujan deras kondisi jembatan baik-baik saja, namun setelah pihak perusahaan melakukan Normalisasi, antara batas kebun PTPN Afdeling Tarengge dan Kebun Masyarakat,  maka saat hujan otomatis volume air yang datang begitu besar dan langsung menghantam/mengkikis Pondasi Jembatan dan Proteksi, yang mengakibatkan terjadi beberapa keretakan pada pondasi jembatan tersebut”. tuturnya.

Camat wotu, Iskandar Muda,  Selasa(24/1/2023), mengatakan kondisi pondasi jembatan beton tersebut sudah sangat mengkhawatirkan, jika tidak ditindaklanjuti secepatnya, dipastikan jembatan akan ambruk.

“Saya sangat khawatir jika terjadi hujan deras dan arus sungai besar terjadi sekali lagi, pondasi jembatan itu akan ambruk,” kata Iskandar Muda, pada awak media.

Camat wotu, Iskandar Muda, langsung melakukan koordinasi yang melibatkan semua unsur beserta Pemerintah desa Tarengge, Bpd, Pendamping desa, Konsultan gambar, Bhabinkamtibmas dan Pihak Perusahaan PTPN, serta masyarakat, melakukan pertemuan dalam hal ini duduk bersama untuk mencari solusi serta jalan keluar dari permasalahan tersebut.

Alhamdulillah dalam pertemuan tersebut telah disepakati bersama pihak perusahaan dalam hal ini PTPN, menyepakati usulan dari Pemerintah Camat dan Desa agar salah satu saluran yang berada di samping jembatan, agar dipindahkan keposisi aman, agar kondisi jembatan lebih aman lagi.

Pihak Perusahaan PTPN dalam hal ini Pak Asisten kepala, mengatakan kejadian ini merupakan (force majeure), peristiwa yang tidak dapat diantisipasi atau dikendalikan karna merupakan bencana alam, hadirnya kita disini duduk bersama mencari solusi jalan keluar terbaik dari permasalahan tersebut.

“Setelah berkoordinasi pihak pemerintah bersama pihak perusahaan, kita adakan duduk bersama untuk mencari solusi, Allhamdulillah solusi sudah kami sepakati agar salah satu saluran yang berada disamping jembatan dipindahkan ketempat yang lebih aman dan menurunkan alat berat berupa exsafator untuk membantu pembenahan dilokasi jembatan”. tutur Aska.(Asisten Kepala)

Kepala desa Tarengge, “ANWAR”  mengatakan Adapun kondisi jembatan yang mengalami keretakan, semaksimal mungkin akan diadakan perbaikan oleh pihak pemerintah desa.

“Adapun kerusakan yang ditimbulkan akibat (force majeure) yakni bencana alam, akan kami upayakan sebaik mungkin untuk perbaikannya”. tutur, Anwar. Lap. (Tim Media)