Warkop Chanel Ngopi: Menyeruput Kopi, Menyelami Iman

oleh -69 membaca
oleh

Luwu Timur, Chaneltimur.com Asap kopi mengepul pelan di sebuah kedai sederhana di Desa Tarengge, Kecamatan Wotu. Aroma khasnya bercampur dengan perbincangan hangat yang mengalir di antara para pengunjung. Di sini, secangkir kopi bukan sekadar pelepas dahaga atau pengusir kantuk, melainkan jembatan menuju perenungan lebih dalam: tentang iman, kehidupan, dan inspirasi.

Warkop Chanel Ngopi bukan sekadar warung kopi biasa. Namanya sendiri punya makna filosofis: Ngopi yang merupakan akronim dari Ngobrol Perkara Iman, sementara Kopi diartikan sebagai Ketika Otak Perlu Inspirasi.

Sebuah tempat di mana secangkir kopi bertemu dengan perbincangan berbobot, di mana jurnalistik berpadu dengan perenungan spiritual.

Di balik konsep unik ini, ada sosok Rusman, pemilik sekaligus pemimpin redaksi media cetak & online Chaneltimur.com. Ia melihat warung kopi bukan hanya sebagai tempat berkumpul, tetapi sebagai ruang dialektika, tempat menelisik berbagai persoalan iman sambil mencari inspirasi yang kelak dituangkan dalam bentuk tulisan jurnalistik.

“Di sini kita bisa membahas berbagai persoalan seputar iman sambil menyeruput kopi untuk mencari inspirasi yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan karya jurnalistik melalui Chaneltimur.com,” kata Rusman, Selasa (1/4/2025).

Warkop ini tidak sekadar menyajikan kopi dengan cita rasa khas, tetapi juga menawarkan ruang diskusi yang membangun. Setiap malam, meja-meja di sudut warkop berubah menjadi panggung gagasan, tempat para jurnalis, pemikir, dan masyarakat berkumpul membahas beragam isu. Dari tafsir kehidupan hingga dinamika sosial yang berkembang.
Kombinasi antara kopi dan jurnalistik yang ditawarkan Chanel Ngopi menghadirkan pengalaman unik. Setiap tegukan menjadi bagian dari perjalanan mencari makna, setiap obrolan melahirkan perspektif baru, dan setiap tulisan yang dihasilkan menjadi refleksi dari perbincangan yang terjadi di warung ini.

Di tengah derasnya arus informasi digital, Warkop Chanel Kopi hadir sebagai oasis yang menenangkan. Ia bukan sekadar tempat menikmati kopi, melainkan laboratorium kecil bagi pemikiran yang berusaha memahami realitas dengan lebih jernih. Dan di sinilah, kopi tidak hanya menjadi minuman, tetapi juga medium pencarian makna. (Redaksi)