Terpaksa Belanja di Agen, Penerima Bansos Dapat Sembako Mahal Tapi Kualitas Rendah

oleh -257 membaca
oleh

BULUKUMBA,Chaneltimur.Com –  Pencairan bantuan sembako yang kini diberikan secara tunai melalui PT. Pos Indonesia Kabupaten Bulukumba, Sabtu 26/11/2022 menimbulkan kekecewaan keluarga penerima mamfaat.

Bagaimana tidak, bantuan berupa uang tunai sebesar Rp. 400.000 harus dibelanjakan sekaligus untuk paket sembako berupa beras 20 Kg, telur ayam 2 rak dan buah appel sebanyak 10 buah.

Salah seorang KPM, EL (32) mengungkapkan bahwa KPM diharuskan/di wajibkan belanja sembako di agen yang telah di tentukan atau yang ditunjuk. KPM harus menyerahkan uang 400 ribu kepada agen sementara sembako belum diketahui kualitasnya.

“Haruski belanja di agen. Tidak bisaki menolak karena kalo menolakki atau tidak diikuti aturannya takutki nanti dihapus namata, tidak dapat maki itu bantuan” ungkap EL kepada wartawan chaneltimur.com, minggu 27/11/2022.

“Sudahmi saya kasi agen uangku, tapi belum adapi sembako kudapat karena belum adapi bede barangnya” tambahnya.

Terkait hal tersebut ketua DPD Lidik Pro kabupaten Bulukumba, Andi Indra bangsawan mengatakan proses penyaluran bantuan sembako di wilayah kelurahan Kasimpureng Kecamatan Ujung Bulu Bulukumba ada indikasi KPM diarahkan ke agen E-warung dan di duga dipaksakan, ungkapnya.

“Setahu saya dalam aturan terbaru tidak menyebutkan warga harus belanja sembako di tempat tertentu, tapi bebas memilih warung” ujar Indra.

Dia menambahkan, bahwa KPM terkesan dipaksa untuk berbelanja di agen yang telah ditunjuk sementara harga dan kualitas barang sangat jauh dari apa yang mereka harapkan.

“Parahnya, KPM harus menyetorkan uang 400 ribu sementara barang belum mereka lihat jumlah dan kualitasnya. Ketika diperiksa kualitas barang sangat rendah” ungkapnya.

“Jika dibandingkan bila KPM membeli sembako di pasar atau toko yang mereka inginkan, harganya bisa lebih murah paling harganya hanya kisaran 300 ribuan dan kualitasnya bisa lebih baik bila dibandingkan dengan sembako yang dibeli lewat agen” paparnya di sela-sela aktivitasnya.

“KPM terpaksa menerima sembako yang disiapkan oleh agen. Mereka tidak dapat menolak karena takut dicoret sebagai penerima bansos. Hal inilah yang sangat disayangkan” tuturnya.

Lebih lanjut, Andi Indra yang akrab disapa Andi Erick meminta kepada Dinas Sosial dan pihak terkait lainnya agar melakukan evaluasi terhadap aturan penyaluran Bansos.

Dirinya tidak ingin masyarakat dijadikan sebagai lahan bisnis bagi kepentingan pihak-pihak tertentu. Dia tidak ingin penyaluran bantuan sembako berikutnya ada lagi pemaksaan atau mengarahkan belanja ke agen atau E-warung tertentu.

“Saya berharap agar Dinas Sosial dan pendamping Bansos mengevaluasi suplier dan agen yang tidak jujur dan amanah. Jika terbukti melanggar aturan sebaiknya kontrak kerjasama mereka diputuskan saja.” harapnya.

Dirinya juga meminta agar dilakukan kroscek ke masyarakat. Apakah sembako yang diterima sudah sesuai dengan harga dan kualitas. Jika tidak sesuai, sebaiknya sembako itu ditarik dan digantikan dengan sembako yang lebih berkualitas atau sebaiknya uang masyarakat dikembalikan sebagian kepada mereka sesuai dengan harga pasar pada umumnya.

“Saya punya sampel barangnya. Berasnya bukan kualitas premium. kekuningan dan agak hitam dan patah-patah. Sementara telurnya itu sangat kecil, gradenya masuk grade C. Apelnya masam dan kecut.” jelasnya.

“Sangat tidak sesuai dengan harga dan kualitasnya. Sebaiknya ditarik dan digantikan dengan sembako yang lebih baik, atau uangnya di kembalikan. *Tajuddin*