Sidak di Beberapa Puskesmas Lawa Raya, PJ Bupati Temukan Ribuan Obat Kedaluwarsa

oleh -21 membaca
oleh

MUBAR, Chaneltinur.com – Penjabat Bupati Muna Barat (Mubar) Bahri melakukan inspeksi mendadak (sidak) di tiga Puskesmas di Wilayah Lawa Raya, yakni Puskesmas Lawa, Lailangga dan Wuna, pada Selasa (12/7/2022).

Pada Sidak tersebut, di Puskesmas Lailangga, Bahri menemukan ribuan obat jenis antibiotik, obat injeksi dan obat umum generil lainnya yang telah kedaluwarsa.

“Obat-obat ini dikirim tiga bulan sebelum expired (kedaluwarsa), bagaimana ini mau diberikan kepada masyarakat kalau semua obat sudah expired semua,” kata Bahri saat dijumpai wartawan.

Untuk itu, Bahri akan mengevaluasi kepala Bidang Farmasi Dinkes setempat.

“Hari ini saya panggil Kabid Farmasi. Ini kenapa, manajemen obatnya. Kok bisa diberikan obat expired ke Puskesmas,” timpalnya.

Lanjut Direktur Perencanaan Keuangan Daerah Kemendagri ini, pihaknya tidak akan main-main dengan persoalan ini karena menyangkut kesehatan seluruh masyarakat Mubar.

“Kita perintahkan APIP untuk periksa. Bagaimana proses pengadaan obatnya. Kalo perlu di review proses pengadaan obat di dinas kesehatan,” tegasnya.

Masih kata Bahri, akibat masalah ini masyarakat sangat dirugikan karena stok obat di Puskesmas yang habis akibat expired memaksa masyarakat untuk membeli obat diluar dengan harga mahal menggunakan uang pribadi.

“Akhirnya yang terjadi masyarakat dirugikan. Karena Puskesmas hanya memberikan resep dan masyarakat membeli obat diluar, padahal seharusnya kita yang tanggung,” pungkas Bahri.

Sementaraitu, Kapala Puskesmas Lailangga, Abhar melalui Slasmi salah seorang petugas di Puskesmas setempat yang menangani obat-obatan, mengatakan pihaknya sudah melaporkan hal ini ke Dinas terkait dan akan segera dimusnahkan bersama obat-obatan dari Puskesmas yang lain.

“Kami sudah melaporkan. Ini kali kedua setelah terjadi 2021 kemarin,” singkatnya.

Ironisnya, hal yang sama Bahri kembali menemukan ribuan obat yang sudah kedaluwarsa di Puskesmas Wuna.

Kepala Puskesmas Wuna, Darsilan mengaku bahwa pihak Puskesmas hanya diberi wewenang untuk merinci berapa kebutuhan obat lalu diajukan Dinkes.

“Yang jelasnya kita kan hanya menerima obat. Tidak pernah kita beli obat. Kami hanya membuat rencana kebutuhan obat, kemudian mereka (Dinkes) yang adakan.
Setiap tahun ada obat-obatan yang expired. Tiap 3 bulan kita ambil obat,” papar Darsilan.

Reporter: Dedi