JENEPONTO – Chanel timur. com – Kondisi memprihatinkan yang dialami ratusan murid di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 111 Samataring, Desa Samataring, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Sudah lebih dari tiga belas tahun para murid ini terpaksa mengambil resiko mengikuti proses belajar dalam ruang kelas yang nyaris ambruk.
Pantauan awak media di lokasi, selain dinding ruangan berbahan batu yang sudah beronggah akibat keropos. Sebagian besar dinding mengelupas. Atap ruang kelas pun banyak yang berlubang.
Tidak hanya itu, kayu penahannya pun sudah lapuk. Kondisi ini pun mengancam nyawa para murid.
Bolongnya atap otomatis membuat para murid kerap basah saat hujan mengguyur ketika jam belajar di sekolah berlangsung.
Salah seorang murid bernama Fani Astianantang mengaku kerap ketakutan atas kondisi sekolahnya dan berharap segera mendapat perhatian.
“Takut pak, apalagi kondisi sekolahnya yang rusak parah, semoga cepat diperbaiki agar sekolah ini bisa bagus seperti sekolah lainnya, dan kami murid bisa belajar dengan nyaman,” ujar Fani saat ditemui di ruang kelasnya.
Keresahan serupa diungkapkan salah seorang guru di sekolah ini, yang mengaku kerap mengevakuasi muridnya saat cuaca buruk melanda.
“Sering saat jam pelajaran berlangsung, para murid harus kita evaluasi ke luar ruangan karena atap kelas beterbangan dan takutnya plafonnya ambruk,” ungkap Samsidar.
Kepala SDN 111 Samataring, Cilalang, menjelaskan, dari 6 ruangan di sekolah ini, 3 diantaranya dalam kondisi rusak parah, mulai dari kelas 1,2 dan tiga. Sedangkan di kelas 4,5 dan 6 juga mengalami kondisi yang cukup serupa. Dia berharap sekolah ini segera diperbaiki bangunnya.
“Yang paling parah itu kelas I, II dan III, Bangunannya yang parah karena plasterannya yang terbuka alias terkelupas,” ujarnya.
Sementara ruang kelas 4,5 dan 6 kondisi plafonya dan atap seng yang sungguh memprihatinkan. Atap sengnya berterbangan saat di hantam angin puting beliung.
“Sudah hampir dua bulan pak, setelah di robohkan angin kencang tepatnya pertengahan Agustus 2020,” katanya.
Pihak sekolah berharap ruang kelas yang rusak ini bisa diperbaiki oleh Pemkab Jeneponto, sehingga siswa dan guru bisa belajar tanpa khawatir dengan ancaman kelas rusak.
“Kami dan orang tua siswa sangat mendambakan siswa bisa belajar dengan nyaman datang sekolah itu, di dalam ruang kelas tidak ada hambatan dan gangguan. Kami harap ruang kelas ini bisa direhab oleh Pemkab Jeneponto,” pintanya.
Kata dia, kondisi kerusakan 6 ruangan kelas ini belum ada perbaikan selama 13 tahun lamanya.
“Bangunan ini berdiri pada tahun 1976, terakhir ruang kelas 1,2 dan 3 dapat rehat itupun pada tahun 2007 lalu, sudah 13 tahun belum ada lagi,” tukasnya.
Dia berharap Pemkab Jeneponto merehab ruangan kelas yang rusak ini baik dari atap, plafon maupun bangunannya.
“Semoga aja dinas terkait bisa segera membantu supaya bisa dapat rehab,” pungkasnya. ( Mansur Lau )