Palopo, Chaneltimur.com – Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa ini kembali diingatkan bahwa sejarah Indonesia pernah digerakkan oleh para pemuda yang berani, visioner, dan tidak takut melawan ketidakmungkinan. Sumpah Pemuda 1928 bukan sekadar rangkaian kalimat sakral yang dibacakan dalam upacara seremonial. Ia adalah pengumuman besar bahwa anak-anak muda Nusantara siap menjadi pemilik rumah besar bernama Indonesia.
Kini, hampir satu abad berlalu. Pertanyaannya adalah ,masihkah energi perubahan itu menyala ?
Albert Einstein pernah berkata “Pemuda adalah sumber kekayaan intelektual, mereka memiliki gagasan segar untuk masa depan.” Kutipan itu terasa begitu relevan. Di era serba cepat dan digital ini, gagasan segar bukan lagi bonus tetapi kebutuhan. Indonesia bergerak menuju masa depan yang dipenuhi tantangan mulai transformasi digital, perubahan iklim, ekonomi berbasis inovasi, hingga kompetisi global yang tak mengenal kompromi.
Pemuda tidak diminta untuk menjadi pahlawan super. Mereka hanya perlu menjadi diri mereka sendiri.Tetap kritis, kreatif, dan konsisten. Berani berbeda tanpa harus saling menjatuhkan. Aktif berkontribusi tanpa menunggu jabatan. Mengadaptasi teknologi, tanpa kehilangan akar budaya.
Sumpah Pemuda hari ini bisa jadi tidak lagi teriak lantang di podium, melainkan berkumandang lewat gagasan yang dituliskan, aplikasi yang dihasilkan, gerakan komunitas yang dibangun, hingga keberanian menyuarakan kebenaran di ruang publik.
Namun refleksi ini juga mengingatkan kita agar jangan biarkan kebisingan politik, polarisasi media sosial, ataupun sikap apatis perlahan memadamkan nyala idealisme. Jika para pemuda di tahun 1928 mampu bersatu dalam kondisi yang jauh lebih sulit, mengapa kita yang hidup di era serba terhubung justru mudah terbelah?
Pemuda hari ini harus mengelola dua hal sekaligus, pertama kreativitas kedua karakter. Keduanya ibarat dua sayap. Tanpa kreativitas, kita hanya berjalan ditempat. Tanpa karakter, kita bisa saja melayang tetapi kehilangan arah.
Maka di Hari Sumpah Pemuda 2025 ini, kita tidak hanya merayakan sejarah kita menegaskan kembali janji masa depan untuk membangun Indonesia yang satu, kuat, dan maju dengan gagasan-gagasan yang segar dan berkemajuan.
Karena bangsa ini sesungguhnya tak kekurangan sumber daya. Yang kita butuhkan adalah lebih banyak ruang dan keberanian untuk para pemuda agar mereka bisa berdiri paling depan ketika masa depan mengetuk
Dan ketika generasi mendatang bertanya, “Apa yang kalian lakukan saat bangsa membutuhkan gagasan baru?” kita ingin menjawab dengan bangga ” Kami pernah muda. Dan kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu “. (Red)





