Puskesmas Angkona Berkolaborasi RSUD I Lagaligo Lakukan Pelatihan Penanganan Gawat Darurat Bayi melalui OJT

oleh -5 membaca
oleh

Luwu Timur, Chaneltimur.com – UPTD Puskesmas Angkona, bekerjasama dengan RSUD I Lagaligo Wotu dan Dinas Kesehatan Luwu Timur, menggelar pelatihan On-the-Job Training (OJT) untuk penanganan gawat darurat pada bayi, Rabu(20/11/2024). Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta, termasuk tenaga administrasi, dokter, bidan, dan perawat. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas layanan kesehatan, khususnya dalam menangani situasi darurat pada bayi yang membutuhkan penanganan segera.

Adapun narasumber pada kegiatan ini adalah dr. Sa’diyah M Tiku Padang, Sp.A ( dokter spesialis Anak) dan dr. Hj.Hadiyah, Sp.Og ( dokter spesialis Obgyn)

Kepala Puskesmas Angkona, Jumardi, menekankan pentingnya pelatihan ini dalam memperkuat kapasitas tenaga medis. “Pelatihan ini adalah langkah nyata kami untuk terus memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di wilayah Puskesmas Angkona, terutama dalam memberikan penanganan awal pada bayi yang membutuhkan perawatan darurat,” kata Jumardi saat membuka kegiatan.

Selama pelatihan, dokter spesialis anak dari RSUD I Lagaligo Wotu memberikan panduan dan praktik langsung mengenai penanganan kasus darurat pada bayi. Materi yang disampaikan mencakup perawatan pernapasan, penanganan kejang, hingga stabilisasi kondisi bayi sebelum dirujuk ke rumah sakit. Semua ini dilakukan untuk memastikan tenaga medis memiliki kesiapan yang maksimal dalam menghadapi situasi kritis.

Pelatihan ini tidak hanya bertujuan menambah wawasan, tetapi juga meningkatkan keterampilan teknis bagi para peserta. Harapannya, pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak, terutama dalam kondisi gawat darurat, bisa lebih efektif dan optimal. “Dengan OJT ini, kami ingin para peserta lebih sigap dalam menghadapi situasi darurat, sehingga keluarga yang membutuhkan bisa merasa lebih aman,” tambah Jumardi.

Melalui inisiatif ini, Puskesmas Angkona mempertegas komitmennya untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat di Luwu Timur. Fokus utamanya adalah mengurangi risiko kesehatan ibu dan anak, serta mencegah kasus-kasus yang berujung pada kematian bayi dan ibu di wilayah tersebut. Pelatihan ini diharapkan mampu menjadi fondasi kuat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih responsif dan profesional. (*)