Penyuluhan KB di Tomoni Timur Sasar Lima Desa, Dorong Percepatan Penurunan Stunting

oleh -31 membaca
oleh

Luwu Timur, Chaneltimur.com Dalam upaya meningkatkan capaian Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana), serta mendukung percepatan penurunan angka stunting, Koordinator Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Tomoni Timur menggelar kegiatan penyuluhan KB yang menyasar lima desa, Kamis (15/5/2025).

Kegiatan ini diikuti oleh pasangan usia subur (PUS) dari lima desa, yakni Pattengko, Kertoraharjo, Purwosari, Cendana Hitam Timur, dan Margomulyo. Sejumlah pemateri turut hadir dalam penyuluhan tersebut, di antaranya dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Luwu Timur, Kepala Desa Purwosari, Penyuluh KB Desa Kertoraharjo, serta PLKB dari desa-desa sasaran.

Koordinator PLKB Kecamatan Tomoni Timur, Lukas Gadi, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya program KB sebagai bagian integral dari upaya pembangunan keluarga yang berkualitas.

“Dengan penyuluhan ini, kami ingin mengajak masyarakat, khususnya pasangan usia subur, untuk memahami pentingnya perencanaan kehamilan dan pengasuhan anak demi menciptakan generasi yang sehat, tangguh, dan cerdas,” ujar Lukas.

Edukasi Alat Kontrasepsi dan Hindari 4T
Materi yang disampaikan dalam penyuluhan mencakup tujuan program KB, jenis-jenis alat dan metode kontrasepsi, serta pentingnya menghindari kehamilan dengan risiko tinggi yang dikenal dengan istilah 4 Terlalu (4T): terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat jaraknya, dan terlalu banyak jumlah anak.

“Kehamilan di usia di bawah 21 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi, baik bagi ibu maupun bayi. Begitu pula dengan kehamilan yang jaraknya terlalu dekat atau jumlah anak yang terlalu banyak dapat mempengaruhi kualitas pengasuhan dan beban ekonomi keluarga,” jelas salah satu pemateri dari Dinas Pengendalian Penduduk dan KB.

Jenis kontrasepsi yang dikenalkan meliputi metode hormonal seperti pil, suntik, dan implan, serta non-hormonal seperti IUD, kondom, MOW (Metode Operasi Wanita), dan MOP (Metode Operasi Pria).

Delapan Fungsi Keluarga

Selain isu KB, peserta juga diberikan pemahaman tentang delapan fungsi keluarga yang mencakup fungsi agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pemeliharaan lingkungan.

Setiap fungsi keluarga tersebut diperkenalkan melalui pendekatan nilai-nilai praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam fungsi agama, keluarga diharapkan menjadi tempat pertama dalam menanamkan nilai keimanan, sedangkan dalam fungsi ekonomi, keluarga diajak untuk menerapkan hidup hemat dan membuat perencanaan keuangan yang bijak.

Komitmen Lintas Sektor

Kepala Desa Purwosari, Lagiyo yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas penyuluhan yang menyentuh berbagai aspek kehidupan keluarga. Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam menyatukan visi antara pemerintah desa dan sektor kesehatan dalam membangun keluarga yang sejahtera.

“Kami siap mendukung program ini, karena menyangkut langsung dengan kualitas hidup masyarakat di desa,” ujar Lagiyo

Penyuluhan ini menjadi bagian dari strategi lintas sektor yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, sebagai kontribusi terhadap agenda nasional dalam menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Red.