Luwu Timur, Chaneltimur.com – Angin pagi berembus pelan di Desa Cendana Hitam, Kecamatan Tomoni Timur. Di ujung jalan yang dihiasi pepohonan rimbun, berdiri sebuah bangunan sederhana yang menyimpan cerita panjang tentang pendidikan usia dini: TK Pembina Tomoni Timur. Sekilas tak mencolok, namun dari dalam dindingnya, karakter dan kecerdasan ditanam sejak usia belia.
Sekolah ini bermula pada tahun 2006 dengan nama TK Sekarsari. Nama itu dipilih oleh dua perempuan pelopor ; Made Rahayu dan Wahida sebagai simbol keindahan dan harapan. Lahir dari keresahan orang tua dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) desa, Sekarsari adalah jawaban atas kerinduan akan pendidikan anak usia dini di pelosok desa. Sebuah taman belajar yang digagas bukan dari kebijakan pusat, melainkan dari suara warga akar rumput.
Dua tahun berselang, nama berganti. Sejak 2008, ia dikenal sebagai TK Pembina Tomoni Timur. Nama baru ini menandai babak baru, seiring pengakuan lebih luas dari pemerintah dan masyarakat. Sudah empat kali kepala sekolah berganti. Kini, sejak tahun 2022, sekolah ini dipimpin oleh Hj. Nursaida, S.Pd, seorang pendidik yang menanamkan visi: “Mewujudkan anak yang cerdas dan berkarakter.”
“Di sini kami percaya, kecerdasan bukan sekadar hitung-menghitung atau baca-tulis. Tapi bagaimana anak-anak punya rasa percaya diri, empati, dan sikap jujur,” ujar Made Rahayu bersemangat
Gedung TK Pembina terdiri dari tiga rombongan belajar, satu kantor, satu ruang UKS, dan empat toilet: satu untuk kepala sekolah, satu untuk guru, dan dua untuk anak-anak. Di halaman kecilnya, anak-anak berlari mengejar bayangannya sendiri, tertawa lepas di antara ayunan dan perosotan yang menjadi saksi masa kecil mereka. Di dalam ruangan, permainan edukatif indoor tertata rapi: balok warna-warni, boneka tangan, dan poster abjad yang sudah mulai pudar warnanya.
Empat guru dan satu tenaga usaha menghidupkan sekolah ini setiap pagi. Mereka tak sekadar mengajar, tapi juga menjadi orang tua kedua. “Kami menyanyi, bercerita, bermain, dan mengajarkan nilai. Kadang kami juga menjadi tempat anak-anak bercerita tentang rumah,” ujar salah satu guru yang telah mengabdi sejak awal pendirian.
TK Pembina bukan sekadar institusi pendidikan. Ia adalah rumah tumbuh bagi anak-anak Cendana Hitam, tempat mereka mulai mengenal dunia, mengenal dirinya, dan belajar menjadi manusia.
Di tengah kesederhanaan, taman kecil ini terus menumbuhkan harapan. Dan seperti visi yang diusung, di setiap tapak kaki kecil yang melangkah di koridor sekolah, karakter sedang ditanam, dan suatu hari kelak, kecerdasan akan dituai. Red.