Luwu Timur, Chaneltimur.com – Hembusan angin sepoi membelai Balai Banjar Dusun Tampak Siring, Desa Margomulyo, Kecamatan Tomoni Timur, Rabu 11 Juni 2026. Di tengah suasana yang hangat dan penuh sukacita, anak-anak TK Pratama Widyalaya Serathi Dharma angkatan kelima tampil percaya diri dalam acara syukuran dan pentas seni akhir tahun ajaran 2024/2025.
Langkah kecil mereka menapaki pelataran balai adat penuh semangat, dengan wajah-wajah bersinar yang merefleksikan harapan. Mereka adalah cikal bakal generasi yang digagas melalui tema tahun ini: Mewujudkan Generasi Juara dan Suputra—sebuah tekad untuk membentuk anak-anak yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga berbudi luhur dan berakar pada nilai-nilai budaya serta spiritualitas.
Sebanyak sepuluh anak resmi menuntaskan masa belajar mereka di TK ini. Di hadapan tamu undangan, mereka mempersembahkan puisi, tari-tarian, dan peragaan busana daerah dengan penuh percaya diri. Acara ini turut dihadiri Penyelenggara Hindu Kementerian Agama Kabupaten Luwu Timur, Camat Tomoni Timur, Bunda PAUD Kecamatan, Kepala Desa Margomulyo bersama Bunda PAUD Desa, Ketua Pokjalu, Ketua WHDI, Ketua PHDI Kecamatan dan Desa Margomulyo, pengurus adat, kepala sekolah, para guru, dan para orang tua.
Kepala TK Serathi Dharma, Nyoman Juni Astuti, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang selama ini turut menopang keberadaan lembaga pendidikan ini. “Tantangan itu berat di awal, tapi karena keyakinan dan dukungan bersama, kita bisa melihat hasilnya hari ini. Anak-anak ini adalah bukti bahwa ketekunan, kerja keras, dan kasih sayang tak pernah sia-sia,” ujarnya.
Kepala Desa Margomulyo, Suwanto, menegaskan komitmen desa dalam mendukung pendidikan usia dini. Ia menyampaikan bahwa para guru TK di wilayahnya menerima honor secara adil. “Doakan agar ke depan dukungan ini bisa ditingkatkan melalui Bantuan Keuangan Khusus, demi masa depan anak-anak Margomulyo,” katanya.
Penyelenggara Hindu Kementerian Agama Kabupaten Luwu Timur, Made Tirtayasa, menyampaikan bahwa TK Serathi Dharma merupakan salah satu dari empat sekolah Hindu yang menjadi binaan Kemenag. Ia mengapresiasi kerja keras guru-guru dan peran aktif masyarakat dalam menjaga keberlangsungan pendidikan berbasis budaya dan spiritual. “Terima kasih kepada seluruh orang tua, pemangku adat, dan pemerintah desa yang terus mendukung keberadaan lembaga ini,” ucapnya.
Camat Tomoni Timur, Yulius, dalam sambutannya menekankan bahwa mendidik anak usia dini membutuhkan lebih dari sekadar niat baik. “Mendidik anak PAUD bukan perkara mudah. Dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi dan ilmu mendidik yang tidak semua orang miliki. Para guru PAUD bukan hanya mengajarkan huruf dan angka, tetapi juga menanamkan nilai, membentuk watak, dan membimbing jiwa,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya peran bersama dalam membentuk generasi masa depan. “Pendidikan bukan sekadar urusan akademik. Ini tentang membangun karakter, membina kreativitas, serta menumbuhkan cinta terhadap budaya dan lingkungan. Semua pihak memiliki peran di dalamnya,” tambah Yulius.
Acara yang berlangsung penuh keceriaan itu ditutup dengan lantunan lagu perpisahan “Sayonara.” Lagu sederhana itu menggema lembut di ruang balai banjar—menjadi doa diam-diam yang mengantar anak-anak menuju jenjang pendidikan berikutnya. Dari ruang kecil di Desa Margomulyo, benih-benih harapan kini telah disemai: untuk tumbuh menjadi pribadi unggul dalam pikiran, mulia dalam tindakan, dan teguh dalam jati diri. Red.