Dua Paket Proyek Pendampingan Kejari Wakatobi, Diduga Di Kerjakan Asal-Asalan

oleh -2,081 membaca
oleh

Wakatobi, Chaneltimur.com Selain gunakan Material ilegal 2 (Dua) Paket Proyek Pendampingan Kejaksaan Negeri (Kejari) Wakatobi Diduga dikerjakan Asal-asalan atau tidak sesuai dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Dua Paket Proyek tersebut adalah Pembangunan jalan Di Pulau Kaledupa dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Wakatobi Yakni Peningkatan Talud Ruas Jalan Horuo-Mantigola, dengan Anggaran Rp. 2,1 Milyar dan Rekonstruksi Jalan Buranga-Tampara dengan Anggaran Rp. 4,4 Milyar. dalam Pelaksanaannya dua paket proyek ini di Kerjakan Oleh satu Penyedia CV. Timur Raya Contruction.

Melalui video berdurasi 1 Menit 21 detik yang di terima oleh chaneltimur.com dari masyarakat setempat, terlihat dalam lokasi Pekerjaan Peningkatan Talud Ruas Jalan Horuo-Mantigola berjejeran material berupa Batu kapur diduga berasal dari hasil Penggalian liar.

Selain itu terlihat tumpukan pasir Hitam yang di isi dalam karung Warna putih, tak jauh dari tumpukan Pasir hitam tersebut ada puluhan kantong Semen yang juga di isi Pasir yang berbaris di depan rumah warga, menurut masyarakat yang merekam isinya adalah Pasir lokal di ambil dari Wilayah Kecamatan Kaledupa.

Menanggapi hal tersebut Direktur CV. Timur Raya Contruction Musrida Mengungkapkan, material batu yang di gunakan untuk Pondasi di beli dari masyarakat dan sepengetahuannya selama berada di lokasi tidak ada batu kapur dan untuk lebih jelas ia menyarankan untuk Konfirmasi Ke Pelaksana Proyek

“Coba tanyakan di pelaksananya La Pende, karna kalau batu kapur itu selama saya disana tidak pernah saya lihat” Ungkapnya, Selasa (18/11/2025)

Saat di konfirmasi Pelaksana Proyek La Pende belum respon selang dua hari Kemudian tepatnya, Kamis (20/11/2025) baru memberikan tanggapan.

Senada dengan Musrida, La Pende Menuturkan, batu yang berjejeran di lokasi di belinya dari masyarakat dan bukan batu kapur, Soal pasir dalam kantong Semen ia mengaku itu miliknya tapi isinya adalah Pasir hitam yang di datangkan dari luar daerah.

“Kapal yang angkut pasir dari malaoge itu seharusnya kan mereka tumpah pasirnya di jembatan itu, sementara kalau mereka tumpah otomatiskan saya rugi pasirnya akan berhamburan, banyak pasir yang terbuang dengan keadaan lokasi yang seperti itu” terangnya Pada Kamis, 20 November 2025

“makanya saya ambilkan karung, yang tidak cukup di karung setelah semen itu dia terpakai mereka kerja tidak buang itu karung semennya mereka isi di situ” tambahnya

Media ini terus berupaya melakukan Konfirmasi ke Konsultan Pengawas, PPK, Inspektorat termasuk Kejari Wakatobi, namun Hingga berita ini di turunkan Belum memberikan Tanggapan.

(Sumardin)