LUTIM, Chaneltimur.com – Kabupaten Luwu Timur melalui Dinas Kesehatan menggelar On The Job Training (OJT) terkait pencatatan dan pelaporan program malaria berbasis online melalui sistem Esismal versi 3, serta pemetaan daerah reseptif malaria. Selain itu, OJT juga mencakup pemeriksaan mikroskopis malaria dan kecacingan yang melibatkan tenaga laboratorium dari Puskesmas dan Rumah Sakit se-Kabupaten Luwu Timur.
Kegiatan ini berlangsung pada 30 September hingga 5 Oktober 2024, dengan sesi pemeriksaan kecacingan dilakukan di Hotel Novotel Makassar dan praktik lapangan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Unhas.
Kepala Dinas Kesehatan Luwu Timur, dr. Adnan D. Kasim, dalam arahannya, menekankan pentingnya keseriusan peserta dalam mengikuti pelatihan ini. “Melalui pelatihan ini, kami berharap seluruh peserta, baik pengelola program malaria maupun tenaga laboratorium, dapat benar-benar menguasai ilmu dan keterampilan yang diberikan ” kata dr. Adnan, Rabu (11/10/24)
” Ini penting agar nantinya bisa diaplikasikan di tempat kerja masing-masing untuk mendukung upaya pengendalian malaria dan kecacingan di Kabupaten Luwu Timur. Kualitas layanan laboratorium sangat bergantung pada kompetensi petugas, dan kita perlu memastikan setiap fasilitas kesehatan memiliki standar pemeriksaan yang sama, baik dalam diagnosis malaria maupun kecacingan,” tambah Adnan.
Malaria masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan sebagian besar wilayah kabupaten/kota di Indonesia tergolong endemis. Menurut data Kementerian Kesehatan, penurunan angka kasus malaria secara nasional terjadi dari 4,10 per 1.000 penduduk pada tahun 2005 menjadi 1,38 per 1.000 penduduk pada tahun 2022. Penurunan ini didorong oleh intensifikasi upaya pengendalian, termasuk peningkatan cakupan pemeriksaan laboratorium.
Upaya pengendalian malaria terus diperkuat dengan kebijakan pemeriksaan mikroskopis wajib bagi seluruh kasus klinis malaria. Fasilitas kesehatan yang belum mampu melakukan pemeriksaan mikroskopis menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT) sebagai alternatif untuk memastikan tidak ada pengobatan tanpa konfirmasi laboratorium, guna mencegah resistensi obat.
Selain malaria, kecacingan juga menjadi perhatian, terutama karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, seperti penurunan kondisi gizi dan produktivitas, serta berkontribusi terhadap masalah stunting. Pemeriksaan kecacingan difokuskan pada ibu hamil dan anak usia 1-12 tahun sebagai salah satu upaya percepatan penurunan stunting melalui Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM).
OJT ini bertujuan meningkatkan kualitas layanan laboratorium malaria dan kecacingan di Kabupaten Luwu Timur. Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh laboran Puskesmas dan Rumah Sakit mampu melakukan pemeriksaan secara mandiri sesuai standar. Selain itu, kegiatan ini juga mencakup pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan berbasis online, serta pemetaan daerah reseptif malaria guna memperkuat upaya eliminasi malaria secara bertahap hingga tahun 2030.
Dengan dukungan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, serta Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Unhas, pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi tenaga laboratorium dalam mendukung program kesehatan di Kabupaten Luwu Timur. Red.