LUTIM, Chaneltimur.com – Diduga buruknya sistem pelayanan Administrasi PLT Camat Wotu Kabupaten Luwu Timur saat ini tengah dikeluhkan masyarakat desa di Kecamatan wotu.
Pelayanan Administrasi contohnya, PLT Camat Wotu dikabarkan kerap jarang berkantor, membuat lambannya pelayanan masyarakat, tak sedikit yang penasaran dan mempertanyakan keberadaan PLT Camat tersebut, mengapa dan kenapa jarang berkantor.
Beberapa warga di desa Lampenai juga mengeluhkan keberadaan Plt Camat tersebut, sebut saja sipulan dan sipuling warga desa yang ingin mendaftar jadi Anggota POLRI dan TNI, namun salah satu berkas yang mereka lampirkan harus dibubuhi tanda tangan plt.camat, namun sungguh ironis, kurang lebih satu pekan mereka juga tidak dapat menemui plt.camat yang dimaksud, sehingga staf kecamatan harus merubah berkas dan mengganti nama plt.camat dengan staf yang lain agar warga tersebut bisa mempergunakan berkas yang dibutuhkan.
Lain halnya salah satu Kepala Dusun di desa Tarengge, keluhannya juga sangat wajar, beberapa kali mengunjungi kantor kecamatan, hanya ingin membantu warga’nya dalam pembuatan alas hak didesa yang salah satu lembar berkas tersebut harus dibubuhi tanda tangan camat, namun sangat disayangkan kurang lebih dua pekan bolak balik ke kantor camat serta rumah jabatan, tapi tetap saja oknum plt. camat tidak dapat ditemui.
” saya sudah berulang kali ke kantor camat, saat saya bertanya pada teman-teman staf, mereka hanya bilang ndak ada pak camat, coba cari dirumah jabatan, saya pun bergegas langsung kerujab namun beliau juga tidak ada…tuturnya”.
Lain halnya keluhan dari teman-teman disetiap desa untuk kecamatan wotu, saat harus melengkapi surat rekomendasi pencairan dana desa yang merupakan syarat mutlak pencairan dana tersebut, plt camat sangat susah ditemui, seperti yang dituturkan beberapa kaur desa, kami sudah cari di kantor, rumah jabatan bahkan kami mencari beliau hingga kerumah’nya yang berada di Malili, namun masih banyak teman-teman yang pulang dengan tangan kosong tampa ada rekomendasi dari oknum camat yang dimaksud.
Lanjut’nya “padahal jika pencairan bisa dilakukan cepat, maka agenda kegiatan didesa bisa berjalan lancar, seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai yang bersumber dari dana desa (BLT-DD) dan beberapa aitem pekerjaan yang memang harus segera didanai namun hingga kini masih banyak desa yang belum bisa merealisasikan karna sebagian besar dana mereka belum bisa dicairkan” tuturnya.
Lain halnya keluhan beberapa oknum desa dikecamatan wotu, terkait mobil operasional kepala desa yang kerap kali digunakan oleh oknum plt camat, padahal mereka juga sangat membutuhkan kendaraan operasional tersebut, hanya saja mereka diam, karna ndak enak sama atasan.
Saat awak media melintas depan rumah jabatan camat wotu, terlihat mobil operasional yang selama ini digunakan oleh camat kini tidak dapat digunakan karna mengalami kerusakan dan tidak dapat dioperasionalkan sejak beberapa bulan yang lalu, Sehingga awak media mencoba mempertanyakan berapa besaran dana pengganti rental mobil untuk operasional camat yang dianggarkan oleh kecamatan.
Hasil Konfirmasi awak media terkait besaran anggaran biaya rental mobil untuk operasional camat sekitar 8 juta perbulan, namun sangat disayangkan, dana tersebut di duga masuk kantong pribadi plt camat, karna kenyataan dilapangan hanya mobil-mobil operasional kepala desa yang jadi taget untuk digunakan oleh plt camat wotu. (rsm)