Luwu Timur, Chaneltimur.com – Palang Merah Remaja (PMR) bukan sekadar kegiatan tambahan di luar kelas. Ia adalah ruang tumbuhnya empati, tempat generasi muda belajar menjadi manusia seutuhnya — peka, peduli, dan siap menolong siapa pun yang membutuhkan. Itulah pesan utama yang disampaikan Camat Tomoni Timur, Yulius, saat menghadiri pelantikan pengurus PMR Wira Angkatan ke-13 SMAN 10 Luwu Timur, Kamis (1/5/2025) lalu
Kegiatan yang berlangsung di halaman sekolah tersebut menjadi momentum penting bagi puluhan siswa yang resmi menjadi bagian dari organisasi kemanusiaan yang berakar kuat dalam sejarah dunia.
“PMR bukan hanya simbol organisasi. Ini adalah barisan kemanusiaan. Ketika masyarakat dilanda bencana, kalianlah yang akan lebih dahulu bergerak, memberi pertolongan pertama, memberi harapan,” ujar camat tomoni Timur dalam sambutannya.
Lebih jauh, ia menguraikan bahwa PMR pertama kali muncul saat Perang Dunia I (1914–1918) di Austria. Kala itu, anak-anak muda dilatih membantu korban perang — bukan untuk berperang, melainkan untuk menyelamatkan nyawa. Gagasan ini kemudian menyebar secara global, hingga pada tahun 1950, Indonesia resmi membentuk PMR di bawah naungan Palang Merah Indonesia (PMI).
Camat juga pun tak lupa memberikan apresiasi kepada para guru yang membina PMR dan kegiatan kesiswaan lainnya di SMAN 10 Luwu Timur.
“Saya bangga karena sekolah ini bukan hanya mencetak lulusan yang pintar, tapi juga yang peduli. PMR adalah bukti nyata bahwa pendidikan karakter tumbuh dengan baik di sini,” katanya.
Ia berharap agar PMR tetap menjadi bagian penting dari kehidupan sekolah. Bukan hanya hari ini, tapi juga di masa depan, bersama generasi-generasi baru yang akan datang.
Dalam suasana penuh semangat, hadir pula Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Indar Susanti, S.Pd.I., Gr, yang secara langsung melantik para pengurus baru PMR Wira SMAN 10 Lutim. Ia menyampaikan bahwa pelantikan ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah ikrar awal untuk siap mengabdi dan belajar lebih banyak tentang kemanusiaan.
“Kami berharap, dengan pelantikan ini, para siswa bukan hanya aktif dalam kegiatan, tetapi juga menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai bagian dari karakter mereka sehari-hari,” ujarnya.
“PMR melatih banyak hal – kerja sama, kepemimpinan, ketulusan, hingga kesiapsiagaan dalam situasi darurat. Itu semua tidak diajarkan di buku, tapi melalui pengalaman langsung,” tambah Indar.
Di sela sambutannya, Indar juga menyampaikan apresiasi kepada Camat Tomoni Timur, Yulius, yang selalu hadir dalam berbagai kegiatan SMAN 10 Luwu Timur, meskipun di tengah kesibukan dan bahkan saat hari libur.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Camat yang selalu meluangkan waktu untuk hadir di tengah-tengah kami. Dukungan beliau bukan hanya bentuk perhatian kepada sekolah, tapi juga energi positif bagi para siswa dan guru,” ungkapnya.
Sementara itu, Pembina PMR Wira UPT SMAN 10 Luwu Timur, Muhammad Rifai, SE., Gr., turut mendampingi proses pelantikan dan mengapresiasi antusiasme para siswa yang telah melewati proses seleksi dan pelatihan internal.
Pelantikan PMR Wira Angkatan ke-13 ini bukan hanya seremonial. Ia adalah pernyataan komitmen, bahwa nilai-nilai kemanusiaan tetap hidup dan relevan, bahkan di tengah era digital dan kompetisi global. PMR hadir sebagai pengingat, bahwa menjadi manusia seutuhnya adalah dengan peduli pada sesama. Red