Camat Tomoni Timur Tekankan Sinergitas TP PKK untuk Tekan Angka Stunting

oleh -6 membaca
oleh

Luwu Timur, Chaneltimur.com Camat Tomoni Timur, Yulius, menekankan pentingnya sinergi, kerja sama dan kolaborasi untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya. Saat ini, tercatat 54 anak di Tomoni Timur mengalami stunting, suatu kondisi yang mengkhawatirkan bagi perkembangan generasi muda. Hal ini disampaikan Yulius dalam rapat bulanan rutin Tim Penggerak PKK Kecamatan Tomoni Timur yang digelar di Aula Kantor Camat, Rabu (26/02/2025).

Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua TP PKK Kecamatan Tomoni Timur, drg. Elizabeth Murniati, Sp.KG, beserta para pengurus TP PKK tingkat kecamatan dan desa, bidan desa, serta kader Petugas Pembina Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). Yulius, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan, menyatakan bahwa angka stunting di Tomoni Timur mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

“Berdasarkan laporan Kepala Puskesmas Tomoni Timur dalam rapat lintas sektor beberapa waktu lalu, terdapat 54 kasus stunting di wilayah kita. Desa Purwosari dan Margomulyo menjadi penyumbang terbanyak dengan 13 kasus. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk menurunkannya,” tegas Yulius.

Camat Tomoni Timur menegaskan bahwa masalah stunting tidak bisa hanya dibebankan kepada tenaga kesehatan, seperti bidan desa, penyuluh KB, atau kader. Peran aktif ibu-ibu PKK desa juga dinilai krusial. Mereka diharapkan turun tangan memberikan penyuluhan kepada orang tua anak penderita stunting agar rajin memberikan makanan tambahan dan membawa anak-anak mereka ke rumah sakit sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Penyebab Stunting Beragam, Butuh Solusi Terpadu

Penyebab 54 kasus stunting di Tomoni Timur cukup beragam. Mulai dari kondisi medis seperti Down Syndrome dan kelainan hormon pertumbuhan, hingga faktor lingkungan dan pola asuh. Beberapa faktor lain yang turut berkontribusi adalah orang tua yang perokok aktif, anak yang sering sakit, jarak kelahiran terlalu dekat, serta lingkungan yang kurang bersih.

Menghadapi kompleksitas masalah ini, Yulius mengusulkan pertemuan khusus untuk membahas langkah-langkah konkret. “Kita perlu melakukan identifikasi satu per satu penyebab stunting agar bisa menemukan akar masalahnya. Hanya dengan begitu, solusi yang tepat dapat dirumuskan,” ujarnya.

Dengan melibatkan semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan, kader PKK, hingga masyarakat, Yulius optimis angka stunting di Tomoni Timur dapat ditekan. Sinergi dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam upaya bersama ini, demi masa depan anak-anak Tomoni Timur yang lebih sehat dan berkualitas. L/red