Buka Pameran Karya Seni, Budiman Goreskan Tanah ke Kanvas Sebagai Simbol Perlawanan Rakyat Luwu

oleh -15 membaca
oleh
Luwu Timur, Chaneltimur.com – Salah satu kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Luwu ke 756  dan Hari Perjuangan Rakyat Luwu ke 78 tahun 2024, adalah Pameran Karya Seni dan Benda Pusaka, bertempat di Gedung Olahraga Malili, Minggu (21/01/2024).
Kegiatan ini dibuka langsung Bupati Luwu Timur, H. Budiman serta dihadiri Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Parmudora), Andi Tabacina Akhmad selaku Ketua Panitia serta Kepala OPD, para Seniman, Pompessi dan para peserta.
Bupati Lutim, H. Budiman mengucapkan terima kasih kepada seluruh yang terlibat dan mengambil peran, karena pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi namun sebagai wujud dukungan bagi para seniman.
“Kita tidak lagi berjuang mengangkat senjata, mengungsi tetapi dibuktikan dalam sebuah karya yang tentu di tanah Luwu ini dengan kebesarannya, sejarah panjangnya sehingga bisa kita refreksikan hari ini,” kata Budiman.
Lebih lanjut, Budiman mengatakan bahwa melalui kegiatan ini dapat menampilkan dan memperkenalkan berbagai karya seni maupun benda pusaka yang dimiliki oleh Tanah Luwu.
“Mudah-mudahan momentum ini bisa kita jaga secara bersama-sama. Kita mengirim pesan sebenarnya kepada generasi muda bahwa 78 tahun yang lalu ada leluhur yang berjuang untuk daerah ini, sehingga kita bersyukur bisa hidup di tanah Luwu yang kita cintai,” imbuh Bupati Lutim.
Mengakhiri sambutannya,  Bupati Lutim mengajak kepada seluruh yang terlibat untuk bersama-sama mendukung dan memeriahkan acara tersebut.
“Mari kita menikmati keindahan, kekayaan dan keunikan yang ada dalam pameran ini. Semoga bisa menjadi momentum untuk memperkokoh rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya lokal kita,” ajak Budiman.
Dalam ceremoni pembukaan pameran tersebut, Bupati Lutim menggoreskan tanah ke kanvas menggunakan kuas sebagai simbol perlawanan rakyat Luwu dan direspon oleh Maestro Pelukis Tanah Zainal Beta (asal Makassar) menggunakan campuran tanah dari Luwu Timur, Toraja, Jeneponto, Enrekang menjadi logo Toddo’puli’ Temmalara’ yang artinya “Keberanian untuk memperjuangkan kebenaran”. (dew/ikp-humas/kominfo-sp)