Luwu Timur, Chaneltimur.com – UPTD Puskesmas Tomoni Timur mengadakan rapat Lokakarya Mini (Lokmin) Lintas Sektor di bidang kesehatan pada Senin (14/10/2024), bertempat di Gedung Serbaguna Kecamatan Tomoni Timur. Rapat ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Camat Tomoni Timur Yulius, Kapolsek Tomoni Timur Iptu Awaluddin, Kepala Puskesmas Niluh Gede Sumardani, serta kepala desa, kepala sekolah, dan perwakilan TP PKK dan Posyandu.
Dalam sambutan pembukaannya, Camat Tomoni Timur menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektor untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, dengan penekanan khusus pada penurunan angka stunting yang masih menjadi persoalan krusial di wilayah tersebut. Selain itu, Yulius juga mengingatkan pentingnya penanganan penyakit menular seperti demam berdarah dan rabies.
“Masalah stunting, demam berdarah, dan rabies harus menjadi fokus utama agar bisa ditangani dengan lebih baik,” tegas Yulius. Ia juga berharap program Integrasi Layanan Primer (ILP) yang baru mulai dijalankan di Tomoni Timur bisa lebih disosialisasikan ke masyarakat.
Kapolsek Iptu Awaluddin menambahkan peringatan mengenai modus penipuan baru yang disebut “penipuan segitiga,” yang telah terjadi di wilayah Tomoni Timur. Ia mengimbau warga untuk lebih waspada terhadap modus penipuan ini.
Kepala Puskesmas Niluh Gede Sumardani memaparkan kondisi kesehatan di wilayah Tomoni Timur. Berdasarkan data, terdapat 51 anak balita yang mengalami stunting di delapan desa, dengan Desa Margomulyo sebagai penyumbang kasus tertinggi. Penyebab utama stunting di wilayah tersebut antara lain pola asuh yang kurang memadai, lingkungan yang kurang sehat, serta kebiasaan merokok orang tua. Selain itu, beberapa anak memiliki kondisi medis khusus, seperti Down Syndrome dan gangguan hormon.
“Angka stunting tinggi juga dipengaruhi oleh pola asuh dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung,” ujar Niluh.
Ia juga menambahkan bahwa terdapat lima ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan enam ibu hamil dengan anemia, di mana Desa Margomulyo kembali mencatat angka kasus tertinggi.
Di bidang imunisasi, capaian di beberapa desa masih di bawah target. Desa Purwosari, misalnya, hanya mencatat 30 dari 44 bayi yang telah diimunisasi. Selain itu, sembilan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) masih terjadi di Tomoni Timur, dengan Desa Kertoraharjo sebagai penyumbang kasus terbanyak.
Dengan evaluasi melalui rapat ini, diharapkan program kesehatan di Tomoni Timur bisa berjalan lebih efektif dan tepat sasaran dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat. Red